Tanggal 19 Oktober 2003 silam Oscar Munos menemukan fosil aneh
yang mirip dengan kerangka manusia namun berukuran kecil dan hanya sepanjang 6 inchi atau 15 Centimeter, mungkin di Indonesia mirip dengan jenglot walaupun penampilannya tidak mengerikan seperti halnya Jenglot yang sering kita lihat di Indonesia. Fosil tersebut di temukan di kota La Noria sebuah kota "hantu" di Gurun Atacama, sebuah gurun terkering didunia yang terletak di Chili,
Amerika Selatan.
Oscar menemukannya saat dia mencari peninggalan-peninggalan bersejarah dikota tua tersebut, saat ditemukan fosil ini terbungkus kain putih di sebuah reruntuhan gereja tua. Penemuan tersebut sontak menggegerkan dunia, karena bentuk fosil terebut menyerupai kerangka manusia lengkap namun berukuran kecil. Berbagai macam spekulasi atas penemuan inipun muncul dan melahirkan beberapa dugaan tentang kerangka apa sebenarnya benda tersebut? Beberapa orang menduga kerangka tersebut adalah bayi yang digugurkan, ada juga yang menduga kalau kerangka tersebut adalah kerangka monyet bahkan ada yang menduga kalau kerangka tersebut adalah kerangka alien.
Secara fisik kerangka ini mirip dengan kerangka manusia walaupun ukurannya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kerangka manusia, namun ada beberapa keanehan seperti misalnya ukurannya yang sangat kecil, terdapat tonjolan pada bagian kepala dengan ukuran kepala yang jauh lebih besar daripada badannya, berwarna hitam dan bersisik. Makhluk ini juga mempunyai gigi yang sangat keras dan memiliki 10 tulang rusuk. Kerangka ini kemudian diberi nama Atacama Humanoid dan disingkat dengan nama Ata.
Selama 10 tahun terakhir penemuan tersebut masih menjadi teka-teki bagi masyarakat luas tentang kerangka apa sebenarnya yang ditemukan oleh Oscar Munos tersebut, walaupun dikalangan ahli yang berkompeten dibidang ini terus saja melakukan penelitian.
Akhirnya Tanggal 24 Maret 2013 yang lalu
Huffington Post memberitakan bahwa Program Dokumenter Sirius berusaha memecahkan misteri soal fosil tersebut. Sebetulnya informasi tentang penemuan kerangka yang banyak di anggap sebagai kerangka makhluk luar angkasa ini sangat ditunggu-tunggu oleh para pemerhati masalah UFO, oleh karena itu munculnya program Dokumenter Sirius ini disambut antusias oleh mereka.
Dalam film Dokumenter tersebut memuat berita yang cukup mengejutkan karena tim ahli menyimpulkan bahwa sampel DNA dari sumsum tulang yang diekstrasi di spesimen kerangka, dianalisa oleh para ilmuwan terkemuka dari Stanford
University's
School of Medicine di California yang diprakarsai oleh Garry Nolan menyimpulkan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia atau lebih mendekati sifat-sifat fisik manusia daripada simpanse dengan jenis kelamin laki-laki dan pernah hidup antara enam sampai delapan tahun.
“Saya bisa mengatakan, dipastikan ini bukan monyet. Melainkan manusia — lebih dekat ke manusia daripada simpanse. Ia hidup hingga berusia enam sampai delapan tahun,”
kata Garry Nolan. Selanjutnya Oscar menambahkan “Jelas, mahluk itu pernah bernafas, makan, bermetabolisme. Pertanyaannya, seberapa besar mahluk itu ketika dilahirkan,” tambah dia. Dan jangan khawatir, “DNA mengungkapkan banyak hal. Kami juga memiliki teknik komputasi yang memungkinkan kita untuk menentukan, dalam waktu singkat, apakah nyatanya, ini manusia.”
Selain mempelajari asal-usul Ata, dokumenter Sirius juga mengeksplorasi dugaan lawatan UFO dan ET, dengan mengungkap dokumen rahasia, dan dugaan teknologi propulsi canggih yang digunakan mahluk ekstraterresterial menuju Bumi.
